;

pengaruh musik pada anak dan remaja

Seorang peneliti bernama Katrina McFerran, dari Melbourne University, Australia, yang melakukan penelitian selama hampir 5 tahun mengenai pengaruh musik pada kondisi mental, menemukan bahwa musik heavy metal menyebabkan gangguan mental pada remaja usia 13-18 tahun.
Pada Februari 2008, the Archives of Pediatric and Adolescent Medicine menerbitkan sebuah analisis tentang hubungan lirik lagu populer dengan remaja yang menggunakan narkoba. Para peneliti di University of Pittsburgh Amerika mengukur frekuensi tentang penggunaan narkoba yang cenderung suka mendengarkan musik dan berdasarkan lagu yang paling populer di kalangan remaja menurut majalah Billboard. Dalam menjelaskan alasan untuk studi mereka, para peneliti mengutip statistik yang menunjukkan betapa jenuh telinga anak-anak dengan lirik lagu. Sembilan dari 10 remaja memiliki music player di rumah, dan rata-rata mereka mendengar musik lebih dari dua jam per hari.
Untuk menganalisis lagu-lagu populer, para peneliti membuat catatan implisit maupun eksplisit tentang referensi untuk menggunakan zat-zat terlarang, bersamaaan dengan lirik populer yang menunjukkan motivasi, asosiasi, atau konsekuensi dari penggunaan zat-zat terlarang, dan kerugian dari zat haram tersebut.
Sekitar dua-perlima dari lirik lagu yang populer di kalangan remaja memiliki semacam referensi untuk menggunakan narkoba, dan sisanya berisi lirik yang secara eksplisit mereferensikan penggunaan zat terlarang. Dari semua genre, musik rap lah yang paling banyak mereferensikan penggunaan zat terlarang seperti narkotika dan alkohol (lebih dari tiga-perempat lagu) dan musik pop jauh lebih sedikit (satu dalam 10).
Dari data-data itu sudah cukup bukti bahwa musik harus diwaspadai. Terutama buat anak dan remaja yang masih labil. Jangan sampai mereka menganggap musik adalah segalanya.
(referensi: Hadila)


TULISAN BERJALAN INI SILAHKAN DIISI DENGAN PESAN ANDA

NAMA ANDA - 00.29
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI

0 komentar:

Posting Komentar